Temanggung, Kompas - Setelah dilakukan dua kali operasi pada usus besarnya, kesehatan Prayitno (70) tak juga membaik. Ia malah sering mengeluh sakit perut dan sulit buang air besar. Selain itu, dari duburnya selalu keluar benang sepanjang jari telunjuk.
Sebelumnya, setelah dilakukan operasi pertama kali di Rumah Sakit Kristen (RSK) Ngesti Waluyo di Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung, pertengahan April lalu, bekas jahitan operasi di perut Prayitno itu terbuka lagi. Sebagian ususnya keluar, hingga membiru. Prayitno yang hanya buruh tani itu kini hanya bisa tinggal di rumah dan terbaring di tempat tidur. Untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari, istrinya, Isih (65), yang kini bekerja.
"Kalau saya jalan-jalan, pasti perut saya mules dan terasa ingin buang air besar. Tetapi, setelah di kamar mandi pun tak bisa. Kalau bisa buang air besar, rasanya sakit sekali," tutur Prayitno di rumahnya di Dusun Rowoseneng, Desa Ngemplak, Kecamatan Kandangan, Temanggung, pekan lalu.
Prayitno mengaku pertama kali dioperasi, dikarenakan keluhan sakit pada ususnya. Setelah operasi, ia dirawat selama 11 hari di RSK Ngesti Waluyo. Karena tak lagi memiliki biaya, keluarganya meminta Prayitno dipulangkan.
"Saya tak punya uang lagi. Untuk operasi dan rawat inap selama 11 hari sudah memakan biaya Rp 13 juta," ucap Prayitno. Tetapi, setelah di rumah beberapa hari, bekas jahitan operasi di perutnya terbuka.
Setelah tiga hari, Isih mengaku keluarganya baru bisa memeriksakan kembali Prayitno ke RSK. "Akhirnya, dioperasi lagi dan ususnya dipotong. Setelah beberapa hari kami pulang. Setelah di rumah, justru keluar benang kusut sepanjang 20 sentimeter," ucapnya. Isih membawa lagi suaminya ke RSK Ngesti Waluyo. "Oleh dokter, benangnya itu dipotong dan dianjurkan agar bapak disuntik setiap sebulan. Tetapi, harganya mahal, Rp 4,5 juta sekali suntik," katanya. Isih kecewa, suaminya dioperasi bukannya sembuh, tetapi malah-an memburuk kesehatannya.
Putri, Kepala Humas RSK Ngesti Waluyo, membenarkan Prayitno adalah pasien rumah sakit itu yang dioperasi. Disinggung ada dugaan kesalahan prosedur operasi pada Prayitno, ia tidak bersedia memberikan penjelasan. (mdn)
0 komentar:
Posting Komentar